tambang,ilustrasi |
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Sumatera Barat, menyatakan bahwa kegiatan
tambang dan pembalakan liar telah menjadi ancaman bagi kelestarian alam yang
dapat menimbulkan bencana di daerah itu.
Ancaman terhadap bencana alam di daerah ini akibat
pembalakan liar dan "ilegal mining" semakin nyata, sehingga perlu
disikapi dengan serius, dan itu butuh kesadaran semua pihak. Demikian dikatakan
Kepala BPBD Kota Padang, Budi Erwanto di Padang, Senin.
"Kita melihat dengan kondisi yang ada saat ini,
terutama di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS), maupun perbukitan, ancaman
bencana alam yang dapat terjadi di Kota Padang jelas terlihat," kata Budi.
Ia menjelaskan, salah satu ancamannya adalah dari air bah
yang dapat terus terjadi jika kegiatan-kegiatan yang merusak lingkungan terus
dilakukan, tidak hanya yang berasal dari daerah ini, namun juga daerah lainnya
disekitar Sumatera Barat.
Ia menambahkan bahwa seperti kegiatan penambangan ilegal
yang masih terus terjadi di daerah Solok, karena aliran sungainya juga bermuara
ke daerah-daerah Kota Padang, dapat mengakibatkan air bah di aliran sungai
Batang Kuranji. Sungai Batang Kuranji merupakan sungai yang membelah Kota
Padang yang berhulu di sekitar Bukit Barisan dan bermuara di Samudera Hindia.
Tingginya curah hujan serta faktor manusia yang menyebabkan
perubahan karakteristik terutama pada daerah hulu menjadikan air dari aliran
Batang Kuranji ini pada musim hujan sering meluap, dan menyebabkan banjir pada
kawasan sekitarnya, dimana aliran sungai tersbebut juga melintasi tiga
kecamatan di kota Padang.
Ancaman bencana alam yang dapat memakan korban jiwa, akibat
pembalakn liar dan ilegal mining tersbebut dijelaskan BPBD, terkait adanya
peristiwa hanyutnya enam Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Andalas
(Unand) di aliran sungai tersebut, sejak Sabtu sore, lima di antaranya telah
ditemukan, dalam keadaan meninggal dunia, dan pencarian terus dilanjutkan pada
Minggu untuk mencari satu orang lainnya.
Selain itu, sebelumnya, pada Juli dan September 2012, di
kawasan Batu Busuk, ecamatan Pauh, Kota padang, yang dekat dengan alirasn
Sungai tersebut, juga telah terjadi bencana alam banjir dan longsor, hingga
mengakibatkan kerugian materil dan korban jiwa.
"Melihat kondisi yang terjadi ini, kesadaran akan
bahaya yang dapat ditimbulkan tersbebut perlu untuk ditingkatkan, meksi kita
telah melakukan langkah-langkah antisipasi, seperti membangun pemantau tinggi
air, membuat batu grip, jembatan, dan sebagainya, namun antisipasi lebih awal
dari hulu juga perlu dilakukan," tegasnya.
Budi menambahkan dalam hal ini, penindakan tegas oleh
instansi terkait terhadap yang melakukan kerusakan alam ini harus dapat
ditegakan, agar bencana alam akibat tangan manusia tidak terus menerus terjadi.(antaranews)
No comments:
Post a Comment