Gambar Terumbu Karang ( ilustrasi ) |
"Penggunaan alat tangkap
tersebut menambah kehancuran terumbu karang dan biota laut serta ikan-ikan
kecil turut hilang, sehingga sama saja merugikan nelayan," kata Zulkifli
Hasan.
Bahkan, ujarnya, seusai melakukan
penyelaman di lokasi itu, sisa-sisa jaring jenis pukat harimau masih ada,
bahkan terlihat masih baru.
"Masih baru
jaring-jaringnya, inilah yang menjadi salah satu penunjang kehancuran terumbu
karang di daerah ini," ujarnya.
Padahal, menurut dia, hanya
dengan kedalaman berkisar 10--15 meter saja keindahan terumbu karang sudah
dapat dinikmati, ikan hias dan berbagai biota laut pun masih tersisa.
"Pasti dulu keindahannya
luar biasa, karena sisa-sisanya saja masih terlihat jelas, dengan adanya
sebagian terumbu karang yang tumbuh indah meskipun sebagian besar rusak
parah," ujar Menhut.
Ia menyebutkan, pemerintah daerah
harus peduli dan berkomitmen untuk benar-benar memperhatikan perlindungan dan
pengelolaan kawasan laut tersebut, sehingga dapat menunjang peningkatan
kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Mungkin saja, kata Zulkifli,
sekitar 30 tahun ke depan terumbu karang di wilayah itu dapat kembali menjadi
indah, asalkan pemerintah daerah peduli untuk menanggulangi permasalahan yang
ada.
Sumber : antaranews