BJ.Habibie & Model Pesawat R80 |
Setelah mendesain pesawat
N250, Baharuddin Jusuf Habibie baru-baru ini kembali menarik perhatian publik
dengan rancangan pesawat baru baling-balingnya. Pesawat ini dinamai Regio
Prop 80 atau cukup disebut R80 saja.
Habibie yakin terhadap masa
depan R80. Dia optimistis industri penerbangan bakal terus tumbuh karena
Indonesia belum mencapai potensi puncaknya. Biasanya, tambah dia, jumlah
pengguna pesawat terbang di suatu negara adalah tiga kali lipat dari populasi.
Dengan populasi Indonesia yang sekitar 250 juta jiwa, potensi industri
penerbangan bisa mencapai 750 juta penumpang per tahun.
“Kita seharusnya 750 juta, tapi baru 71 juta. Jadi,
market-nya ada. Captive market,” tegas Habibie.
Bahkan Habibie menegaskan
bahwa R80 bisa memenangi persaingan dengan pesawat sejenis seperti buatan ATR
(Aerei da Trasporto Regionale). “Saya berani. Masa saya rencanakan yang lebih
jelek?” ujarnya.
Ke depan, R80 akan terus
dikembangkan. “Kalau R80 sudah selesai, saya akan pikirkan membuat yang 100
atau 160 seater. Saya juga bisa buat jet, tapi boros. Kalau saya ingin bisa
lebih murah, sama amannya. Dia 20 persen lebih pelan tapi operating cost 50
persen lebih murah, itu sasarannya,” jelas mantan presiden Indonesia ini.
Habibie mendesain R80 dengan
perusahaan baru bernama PT Ragio Aviasi Industri yang didirikan pada Oktober
2012. Dia bilang, dirinya memang sengaja melibatkan PT Dirgantara Indonesia
dalam mendesain pesawat tersebut karena rumitnya birokrasi di perusahaan milik
negara itu.
Tapi produksi R80 tetap
dilakukan di PT Dirgantara supaya hubungan PT RAI dan PT DI tetap mesra.
“Production di PT DI, desain dari RAI. Supaya dekat dengan PT DI, kita sewa
ruangan-ruangan di PT DI. Kalau masih kekurangan (karyawan) kita sewa orangnya
PT DI,” kata Habibie.
Agung Nugroho, Direktur
Utama RAI, menyebutkan saat ini jumlah karyawan di perusahaannya berjumlah 84
orang. “Dari PT DI kira-kira 50 orang dan 34 dari kita,” ujarnya.
RAI, lanjut Agung, juga
berencana memanggil dan mempekerjakan para eks karyawan PT DI yang kini bekerja
di luar negeri. “Kita akan proses. Kalau ini sudah solid, feasible, dan ada
financing kita akan invite kawan-kawan untuk kembali,” tuturnya.(smb)
No comments:
Post a Comment