Lahan peternakan,sbg ilustrasi |
Rencana Indonesia
untuk memiliki peternakan sapi di Australia tidak berjalan mulus, setelah
mendapatkan penolakan dari partai terbesar di Australia.
Politisi dari Koalisi
Liberal-National, Barnaby Joyce, menolak rencana Indonesia membeli lahan
peternakan di Australia. Calon menteri dalam pemerintahan baru Australia
tersebut menyatakan, penolakan ini tidak ada hubungannya dengan sikap rasial.
Koalisi Liberal-National merupakan gabungan partai pimpinan Tony Abbott, yang
baru saja memenangkan pemilu Australia 7 september 2013.
Pemerintahan Koalisi
sebenarnya belum memiliki sikap yang jelas, terkait isu investasi asing dalam
pembelian tanah di Australia. Sepanjang musim kampanye lalu mereka belum
mengeluarkan rencana kebijakan yang final terkait isu tersebut.
Delegasi Indonesia
sejak Maret 2013 telah mengunjungi Australia untuk menjajaki penyelesaian isu
pasokan daging sapi, termasuk rencana membeli lahan peternakan di Australia.
Menteri BUMN Dahlan
Iskan menyatakan sudah menugaskan dua BUMN untuk menggarap rencana pembelian
lahan peternakan sejuta hektar di Australia. Tujuannya, untuk mengatasi masalah
kurangnya pasokan daging di tanah air.
Penjajakan dan studi
sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Setelah laporan masuk, pemerintah memilih
dua BUMN yang dianggap paling siap. Dana investasi yang disiapkan sebesar
kurang lebih Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun. Dua BUMN itu PT Pupuk Indonesia
Holding Company dan Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Rencana itu disambut
gembira peternak di Northern Territory yang menyatakan, masuknya investor
Indonesia akan menyelamatkan industri peternakan sapi yang lesu akibat
kebijakan Pemerintah Australia melarang ekspor sapi hidup ke Indonesia.
Tony Abbott memotong olahandaging sapi diperhatikan Barnaby Joyce -bertolak pinggang. (photo;.news.com.au)Add caption |
Barnaby Joyce dari
Partai National yang kini terpilih ke parlemen federal dan salah satu
calon menteri dalam pemerintahan Tony Abbot, menyatakan tidak setuju dengan
rencana Indonesia tersebut.
“Badan investasi asing
Australia tidak pernah menyatakan tidak kepada investasi asing. Saya harap badan
ini bisa bersikap tegas, untuk melindungi hak warga Australia. Sikap ini tidak
bisa dikatakan sebagai rasial,” katanya.
Sejumlah perusahaan
asing sebenarnya telah beroperasi di Australia, termasuk dalam pertanian dan
peternakan. Konglomerat pertanian asal China , baru-baru ini membeli lahan
pertanian di Australia Barat, termasuk fasilitas pelabuhannya untuk kepentingan
ekspor gandum ke China.
Barnaby Joyce
menyatakan warga Australia harus mempersoalkan rencana Indonesia itu dan hal
ini akan membantunya meyakinkan Tony Abbott untuk menolak rencana Indonesia.
Partai National, dikenal sebagai partai konservatif dengan basis konstituen di
daerah pedesaan dan pedalaman Australia.
No comments:
Post a Comment