allpollung

September 19, 2013

australia tolak pembelian lahan oleh indonesia

Lahan peternakan,sbg ilustrasi
Rencana Indonesia untuk memiliki peternakan sapi di Australia tidak berjalan mulus, setelah mendapatkan penolakan dari partai terbesar di Australia.

Politisi dari Koalisi Liberal-National, Barnaby Joyce, menolak rencana Indonesia membeli lahan peternakan di Australia. Calon menteri dalam pemerintahan baru Australia tersebut menyatakan, penolakan ini tidak ada hubungannya dengan sikap rasial. Koalisi Liberal-National merupakan gabungan partai pimpinan Tony Abbott, yang baru saja memenangkan pemilu Australia 7 september 2013.


Pemerintahan Koalisi sebenarnya belum memiliki sikap yang jelas, terkait isu investasi asing dalam pembelian tanah di Australia. Sepanjang musim kampanye lalu mereka belum mengeluarkan rencana kebijakan yang final terkait isu tersebut.

Delegasi Indonesia sejak Maret 2013 telah mengunjungi Australia untuk menjajaki penyelesaian isu pasokan daging sapi, termasuk rencana membeli lahan peternakan di Australia.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan sudah menugaskan dua BUMN untuk menggarap rencana pembelian lahan peternakan sejuta hektar di Australia. Tujuannya, untuk mengatasi masalah kurangnya pasokan daging di tanah air.

Penjajakan dan studi sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Setelah laporan masuk, pemerintah memilih dua BUMN yang dianggap paling siap. Dana investasi yang disiapkan sebesar kurang lebih Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun. Dua BUMN itu PT Pupuk Indonesia Holding Company dan Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Rencana itu disambut gembira  peternak di Northern Territory yang menyatakan, masuknya investor Indonesia akan menyelamatkan industri peternakan sapi yang lesu akibat kebijakan Pemerintah Australia melarang ekspor sapi hidup ke Indonesia.
Tony Abbott memotong olahandaging sapi diperhatikan Barnaby Joyce -bertolak pinggang. (photo;.news.com.au)Add caption

Barnaby Joyce dari Partai National yang kini terpilih ke parlemen federal dan  salah satu calon menteri dalam pemerintahan Tony Abbot, menyatakan tidak setuju dengan rencana Indonesia tersebut.

“Badan investasi asing Australia tidak pernah menyatakan tidak kepada investasi asing. Saya harap badan ini bisa bersikap tegas, untuk melindungi hak warga Australia. Sikap ini tidak bisa dikatakan sebagai rasial,” katanya.

Sejumlah perusahaan asing sebenarnya telah beroperasi di Australia, termasuk dalam pertanian dan peternakan. Konglomerat pertanian asal China , baru-baru ini membeli lahan pertanian di Australia Barat, termasuk fasilitas pelabuhannya untuk kepentingan ekspor gandum ke China.

Barnaby Joyce menyatakan warga Australia harus mempersoalkan rencana Indonesia itu dan hal ini akan membantunya meyakinkan Tony Abbott untuk menolak rencana Indonesia. Partai National, dikenal sebagai partai konservatif dengan basis konstituen di daerah pedesaan dan pedalaman Australia.

No comments:

Post a Comment