allpollung

August 02, 2013

Kebijakan dan Ketidaksiapan Menejemen Pangan Nasional

Kebijakan dan Ketidaksiapan Menejemen Pangan Nasional

Mantan Ketua HKTI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia yang juga Anggota DPR dari Komisi IV Siswono Yudho Husodo menilai, melambungnya harga beberapa kebutuhan pokok yang terjadi saat ini membuktikan adanya kesalahan kebijakan pangan dan ketidaksiapan pemerintah untuk mengelola manajemen pangan nasional yang menyengsarakan seluruh warga negara Indonesia.

Lahan Pertanian yang makin menyempit
Permasalahan soal pangan ini jelas dan solusinyapun jelas,Tapi mengapa selalu terjadi. Jadi ada kesalahan dalam kebijakan pangan, kata Mnata ketua HKTI itu pada pers di Gedung Senayan Jakarta, Kamis.lebih lanjut Siswono menjelaskan dari data yang ada kebutuhan pangan Indonesia hampir semuanya dipenuhi melalui impor. Siswono menjelaskan kebutuhan beras, Indonesia masih impor sebesar lima persen. Untuk daging sapi masih impor 20 persen (atau 650 ribu ton), gula impor 37 persen (1,3 juta ton), Gandum impor 100 persen (6,4 juta ton), Bawang putih masih impor 90 persen, begitu pula Jagung masih impor 20 persen.

"Artinya soal pangan kita tergantung negara lain. Kita tidak mandiri di bidang pangan," kata Siswono.



Menurut Siswono, melambungnya harga beberapa kebutuhan pokok yang terjadi saat ini adalah bukti ketidaksiapan pemerintah untuk mengelola manajemen pangan nasional yang menyengsarakan seluruh warga negara Indonesia.

"Melambungnya harga itu, membuat pemerintah memotong kompas dalam mengendalikan harga melalui skema impor dari negara lain," ujar Mantan Ketua HKTI tersebut.

Ketidak siapan pemerintah saat ini sebagai regulator untuk mengendalikan harga beberapa kebutuhan pokok, tambahnya dan telah mengakibatkan meningkatnya penderitaan masyarakat.dari data yang ada hingga Juni 2013, telah diimpor cabai 22.737 ton dan bawang merah 60.000 ton dan saat ini akan ditambah kuota impor cabai sebanyak 9.715 ton dan bawang merah 16.781 ton."Belum lagi komoditas lain seperti kedelai dan yang sangat ironis garam saja kita impor," tegasnya.

Untuk mengatasi masalah itu, tambah Siswono, hal yang harus dilakukan adalah menerapkan pola manajemen pertanian dengan ketat. Artinya, pendataan terhadap luas areal lahan yang dimiliki Indonesia berapa, pengaturan pola tanam, jadwal panen dan distribusi yang tepat akan menjadi solusi yang baik,dan hal yang tidak kalah penting adalah penghapusan praktik-praktik yang tidak benar dalam jalur perdagangan agribisnis dan hortikultura. Adanya oknum yang menahan produk dan melepasnya saat harga melambung harus dihapuskan.


Dikutip dari : Antaranews